Desa Candiwatu merupakan salah satu Desa yang berada di wilayah Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto yang mayoritas Masyarakat bermata pencaharian Perdagangan dan Pertanian dengan karakter masyarakat sesuai adat Timur yaitu: sopan, beretika dan religius. Jumlah penduduk yang terus bertambah dari tahun ke tahun sehingga merupakan daerah yang berpenduduk sangat padat mencapai 1.871 Jiwa dengan tingkat pendidikan yang bervariasi mulai Tamat SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Tingkat kesehatan masyarakat Desa Candiwatu cukup baik karena ditunjang dengan sarana dan pra-sarana yang cukup memadai serta kesadaran masyarakat yang cukup tinggi tentang arti kesehatan. Jarak desa Candiwatu ke Ibu kota Kecamatan Pacet yang relatif dekat sehingga mempengaruhi pola dan tingkah laku masyarakat Desa.
Legenda / Asal-Usul Desa
Terciptanya nama dan keberadaan Desa Candiwatu, berawal dari kisah sejarah zaman dahulu yang diceritakan secara turun-temurun oleh para leluhur. Pada zaman dahulu ada seorang seorang laki – laki gagah perkasa prajurit Majapahit yang bernama Mbah Parjo (Mbah Bolor) dari daerah Majapahit, waktu kerajaan Majapahit akan runtuh Menyepi ke tempat/desa ini. Tidak terlalu lama kemudian ada seorang putri cantik jelita yang bernama Nyi Yatmi menyusulnya. Selang beberapa waktu Mbah Parjo dan Nyi Yatmi akhirnya menikah.
Desa/tempat ini terdapat banyak batu yang menyerupai Candi dan sering digunakan untuk bertapa. Kata Candiwatu (Bhs.Jawa) artinya Candi yang terbuat dari batu.
Dengan adanya banyak Candi yang terbuat dari batu maka desa ini dinamakan “Desa Candiwatu”.
Di Desa Candiwatu terdapat 4 (empat) tempat yang dikeramatkan dan setiap tahun diperingati acara sedekah Desa, tempat tersebut adalah :
- Pothok Kudhu
- Punden Wonokoyo
- Krapyak
- Pothok Sumo
Dari dasar di atas kami membagi legenda Desa Candiwatu menjadi 4 legenda yang diangkat dari 4 ( empat ) tokoh yang bersal dari 6 ( enam ) dusun :
- Dusun Candirejo
- Dusun Wonokoyo
- Dusun Sumberwatu
- Dusun Terongmalang
- Dusun Sumberbendo
- Dusun Watutumang
Kemudian dari semua legenda di atas maka terbentuklah pemimpin desa yang pada saat itu masih bernama lurah, dan pada pemerintahan orde baru lurah diganti dengan nama Kepala Desa dan pada waktu pemerintah masa orde baru banyak sekali pembangunan yang berupa fisik, maupun non fisik dan pada akhirnya sampai pada masa reformasi pembangunan masih banyak sampai sekarang.